Senin, 09 Agustus 2010

Sabtu, 24 Juli 2010

WASPADAI BAGLOG JAMUR YG KURANG NUTRISI!!

Dengan menjamurnya perkembangan Bisnis Jamur Tiram maupun jamur-jamur yang lain, kita perlu berhati-hati dalam membeli dan memilih Baglog Jamur tersebut. Dilapangan saat ini sudah mulai beredar baglog-baglog yang tidak terkontrol akan kandungan“NUTRISI” dan kepadatan media, maupun pertumbuhan miselium dalam baglog.

Pada saat ini kami beristilah baglog-baglog seperti ini kami sebut dengan baglog “KEMPONG”,yaitu baglog yang kurang nutrisi, dengan cara bikin yang asal-asalan.
Sejalan dengan penemuan-penemuan seperti ini, kami berusaha mengamati kendala beberapa petani-petani yang selalu asal membuat baglog dengan hanya melihat info dari Internet, melihat dari buku, bahkan nyontek tetangga yang sudah mulai bikin baglog dengan perhitungan bisnis yang untung..

Bikin baglog dengan mencari info dari internet maupun buku-buku tentang jamur, hasilnya masih mungkin lebih bagus, walau si pembuat baglog tidak professional.
Yang mengkhawatirkan adalah tetangga yg hanya tahu bikin baglog dengan nyontek, dengan berpikiran asal bisa menjual baglog tanpa melihat hasil akhirnya. Apakah miselium akan tumbuh ?? atau malah jamur tiram tumbuh dari baglog dengan masa yang lebih singkat produksinya ?? Hal ini bisa dikarenakan banyak hal. Diantaranya adalah kekurangan nutrisi, yang mana pembuatan baglognya hanya asal-asalan, tanpa mempertimbangkan perbandingan bahan-bahan baglog yang harus dibutuhkan bagi pertumbuhan miselium jamur.Pembuatan baglog umumnya berpatokan pada 10% sampai dengan 15% dari bahan, disamping itu juga ada beberapa vitamin, maupun hormone yang diberikan pada isi baglog yang dirahasiakan oleh produsen baglog.

Dimasing-masing produsen baglog, penambahan unsur-unsur tertentu selalu tidak sama. Kemungkinan kejadian ini dipengaruhi oleh selera atau berdasarkan pengalaman si produsen, dengan mempertimbangan lokasi dimana baglog ini dibuat dan akan dikembangkan (pada dataran rendah maupun dataran tinggi).

Pengamatan kami saat keliling lapangan, seperti Malang, Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, Jember, Bondowoso sampai Banyuwangi, ternyata ragam baglog bermacam-macam mulai dari ukuran yang berbeda, sampai harga baglog yang ditawarkan produsen yang “AKON_AKON” professional.

Mewaspadai baglog "Kempong" yang harganya murah meriah ini tidaklah mudah, akan tetapi saya mempunyai TIPS sebagai berikut :

1.Melihat kepadatan didalam baglog.
2.Melihat perkembangan miselium dalam baglog(dalam waktu 1 minggu
belum memutih berarti perkembangan miselium lambat, bahkan tidak
terdapat miselium sama sekali.
3.Butiran serbuk gergaji tidak seragam, pembuatannya tidak professional.

Akhir renungan, mewaspadai baglog Jamur tiram "KEMPONG" ini tidaklah mudah. Jamur tiram, akan slalu gampang berkembang, gampang ditiru dan gampang dipalsukan baglog-baglognya (baglog tidak bernutrisi) tanpa harus memikirkan mitra kerja yang siap-siap akan rugi.

Kejadian seperti ini sudah mulai merambah pada orang-orang yang hanya cari untung, tanpa mau melestarikan budaya bisnis yang continue, tanpa mengerti akan dampak negative, utamanya faktor kepercayaan di bidang pertanian, dengan sifat yang kompleks. Kekopongan baglog ini mestinya tidak perlu terjadi dan hanya perlu diwaspadai, jangan sampai baglog-baglog ini bergentayangan yang nantinya hanya bisa dijual murah tanpa menghasilkan jamur tiram yang menggiurkan dari segi bisnisnya, yang ujung-ujungnya banyak petani JAMUR TIRAM merasa merugi.

Rabu, 23 Juni 2010


























Dokumen Foto-Foto JAMUR TIRAM ini lucu bentuknya,warnanya seragam,semuanya putih,bersih,tanpa noda,tanpa beda warna.Waktu ku kecil,teman-teman Ayahku yg dari ras TIONGHOA biasa makan jamur,baik jamur Kuping,Jamur Kancing,maupun jamur Tiram,menurutku makanan ini sejak ku kecil sampai sekarang,sampai tahun 2010 ini,harga perkilogramnya masih cukup mahal.Di Pasar Tanjung Jember berkisar antara Rp15.000 s/d Rp 16.000,kualitas masih campuran(besar kecil jadi satu),sedang ditingkat petani sekitar Rp 8.000 s/d Rp10.000,nah.....JAMUR TIRAM ini termasuk sayuran yg cukup mahal,dan trennya mulai meningkat,menjamur dikota Jember,Banyuwangi,Lumajang,Probolinggo,Malang dan Batu,bahkan dikota-kota lain sudah mulai boming jamuren.PERINGATAN,bagi pengusaha ataupun petani kecil seperti kami, harus super hati2 dengan bisnis ini,jangan2 bisnis ini seumur jagung,seperti zamannya ikan LOU HAN ataupun bisnis Anturium kala itu,yang hanya beberapa bulan melesat dan melambung tinggi bak bintang yang takan terkalahkan,tau....tau,menghilang dari peredaran bisnis yang menjanjikan.Pernah suatu saat kami bertamu pada petani yang lebih dulu bertani Jamur tersebut,letaknya sekitar Gebang, Jember.Dengan braninya dia mempromosikan bahwa beliau per hari kekurangan,ber kilo-kilo Jamur, dari "PETANI BINAANNYA",tapi begitu kami mengajukan permohonan baik kerjasama,maupun sistem pemasaran,jawaban petani "SENIOR" ini sudah mulai simpang siur,dengan alasan Jember yang sudah "BANJIR PRODUKSI",bibit tidak seragam,dan yang fatal" bibit mulai terganggu",dengan hal-hal diatas sebagai pertimbangan,apakah sebaiknya PETANI jangan tergantung pada satu pasar,kalau mungkin seorang petani harus kreatif dan harus brani menjual sendiri jamur hasil produksinya,bila jamur-jamur sudah mulai terganggu pasarnya(pasar tersendat-sendat), dan bila tidak,mungkinkah setiap petani saling tolong untuk mennyalurkan jamur-jamur dari pemilik petani lain yg belum bisa dipasarkan,tentunya dengan lobi-lobi tertentu,sesuai kesepakatan antar petani,atau paling tidak, karena Jamur Tiram ini masuk kategori sayuran,dengan batasan tertentu dan berdasar kemampuan,bila jamur sudah tumbuh dan belum menemukan pasar yang bagus,seyogyanya disayur guna kebutuhan keluarga sendiri

Sabtu, 19 Juni 2010

Foto Pertumbuhan Jamur Tiram

Baby Jamur














Jamur siap Panen